Jika pada Artikel sebelumnya telah dibahas mesin-mesin yang dibutuhkan dalam pembuatan kain, kali ini akan dibahas salah satu dari mesin tersebut. Mesin yang akan dibahas dalam Artikel kali ini adalah mesin pirn winder atau sering disebut mesin PW. Mc.
PW berfungsi untuk menggulung bahan baku benang sesuai berat yang diinginkan
dan sesuai kapasitas TFO yang tersedia (700 gr, 714 gr, 1000gr atau 1500gr). Bahan
baku yang diolah dapat dalam bentuk cones ataupun bobbin seperti ditunjukan
gambar 10 (a). Sedangkan hasil produksi PW berupa pirn seperti ditunjukan
gambar 10 (b).
Mesin
PW ada dua jenis yaitu gear dan CPU. Mesin PW jenis Gear untuk merubah kondisi
proses dilakukan dengan mengganti ukuran gear disesuaikan dengan jenis benang
yang diproses pada mesin tersebut. Sedangkan untuk mesin PW jenis CPU untuk
mensetting kondisi mesin dilakukan melalui monitor layar sentuh dengan
memasukan nilai-nilai dari setiap parameter yang disesuaikan dengan jenis
benang yang akan diproses di mesin tersebut. Gambar mesin PW ditunjukan pada
gambar 11.
Adapun beberapa ketentuan standar kualitas
pada mesin PW yaitu:
- Tension : 0.1 – 0.125 gr/de
- Hardness : 70 – 85 derajat kekerasan
- Hasil produksi tidak boleh cacat ( kotor, brodol, benjol, dll)
- Berat standar
- Bahan baku berkualitas baik (tidak berbulu, tidak kotor, tidak benjol dll) dan tidak campur
Untuk mengetahui apakah bahan baku berkualitas baik dan tidak campur perlu dilakukan pemeriksaan bahan baku. Maksud dari tidak campur adalah jenis benangnya sama (jenis benang, dinier, lot, remark, ataupun gradenya).
- Setting kondisi proses mesin PW harus benar
Kondisi proses mesin disetting sesuai dengan jenis benang yang akan diproses dan berat pirn (hasil output) sesuai order serta disesuaikan dengan kondisi mesin yang digunakan.
- Keseragaman bandul
Keseragaman bandul merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi, karena berpengaruh terhadap tension. Apabila bandul tidak seragam bisa berakibat benang putus apabila bandul berlebih, gulungan gembos (hardness kurang) apabila bandul terlalu ringan dan akibat yang paling fatal dapat menyebabkan kain produksi salur (abnormal). Setiap jenis benang dengan dinier yang beragam memiliki standard bandul masing-masing.
- Pelewatan benang harus benar
Pelewatan benang harus benar, dikarenakan apabila salah (keluar jalur ataupun bergesekan dengan besi) maka dapat menyebabkan benang terkikis sehingga lama-lama menjadi rapuh/putus. Untuk alur pelewatan benang pada mesin PW dapat dilihat pada gambar 11.
- Pirn harus diampelas dan pelilitan benang menggunakan after oil
Sebelum proses, pirn harus dihampelas supaya halus dan dalam melilitkan benang harus menggunakan after oil supaya benang menempel pada pirn sehingga mudah tergulung dan tidak putus ketika mesin sudah distart. Dalam melilitkan benang jumlah lilitan sesuai standar kerja adalah tiga kali lilitan berlawanan jarum jam (arah z).
- Poles hasil produksi harus sesuai
Poles digunakan untuk membedakan setiap jenis benang agar benang tidak campur. Untuk setiap jenis benang memiliki poles masing-masing (berbeda).Hasil produksi mesin PW dapat dihitung dengan rumus:
Demikian Artikel Mesin Pirn Winder yang merupakan salah satu mesin yang digunakan dalam proses awal atau persiapan pembuatan kain, semoga bermanfaat.
cara prog pw master-i gmna
ReplyDeleteCara program pw master-igmna
ReplyDeleteTerimakasih nambah ilmu 👍
ReplyDeleteMaaf kak ,klo program mesin pirn winder, tidak bisa d rubah ke program benang lain , kaya ny program terkunci di salah satu program, jalan kluar nya gimana ya kak
ReplyDeleteeeprom nya harus di ganti berikut isinya
Delete"Get exclusive updates on the latest cars in 2024! Complete specifications, prices, and reviews only here!" for complete information visit our website here https://otomotif71.wordpress.com/
ReplyDelete